10 Jan 2012

Tentang Batik dan Aku...

Sepertinya  sekarang setiap orang yang merasa dirinya orang Indonesia hampir bisa dipastikan mengenal Batik. Apalagi Setelah UNESCO menetapkan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Perkenalanku dengan Batik sebenarnya sudah semenjak aku kecil, karena Emak (sebutan untuk nenekku) masih menggunakan kain dan kebaya sebagai baju sehari-harinya.. :D. aku inget suka ikut Ibu ke pasar, trus berlama-lama di pedagang batik, sekedar mencari motif dan corak yang cocok untuk dipakai Emak. Padahal aku sering  ga tahan dengan bau khas-nya ketika batik-batik itu digelar untuk memperlihatkan keindahan motifnya.

Ini salah satu kain Emak yang diwariskan padaku


Seingatku dulu warna batik ga sebanyak sekarang, kebanyakan / dominan berwarna tanah alias coklat.. :). Jadinya kupikir kalo batik ya warnanya coklat.. hehe.. padahal mungkin jaman dulu kan ga semodern sekarang, jadinya teknik pewarnaan masih sederhana dan menggunakan pewarna alam.
Terus terang sampai aku duduk di bangku kuliah, mindset-ku mengenai batik masih terbatas bahwa batik hanya dipakai saat-saat formal saja, pas kondangan atau acara2 resmi lainnya… dan Daster!! Hehe…  soalnya kan kebanyakan daster yang dipake ibu-ibu itu  bermotif batik.  Sehingga aku gak begitu tertarik sama batik, karena aku juga kurang suka pake daster.. hehe.. 

Mulai tertarik ketika batik mulai gaul.. yaitu banyak baju2 berdesign lucu (cute) dan coraknya cakep2 pula. Waaah…  ternyata Batik bisa dipake buat non formal occasion, buat ngantor juga oke.. hehe.. and ternyata warnanya ga hanya coklat, teman-teman!!.. hehehe….
Setelah tertarik, mulai mencoba mengenal lebih jauh, dan semakin jatuh cinta…  walaupun ilmu ga seberapa banyak tentang batik, tp aku mulai ngerti bahwa teknik pembuatannya  ada yang tulis tangan, cap dan printing. Yang disebut terakhir bahkan ga dianggap sebagai batik oleh beberapa kalangan seniman dan pengrajin batik, karena dapat diproduksi massal dengan menggunakan mesin. Hal ini dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik. :D (CMIIW yaa… ), Begitu pula, yg diakui UNESCO adalah Batik dengan Teknik Tulis dan Cap.    

Sabtu lalu, aku hunting kain batik di Pusat Batik Nusantara JaCC TA, ngiler sih ngeliat batik-batik tulisnya…  namun ketika tangan menyentuhnya, dompetku udah teriak-teriak, “Jangaaan, jangan kau kuruskan lagi badanku!..…  heuheuheu.. gitu katanya, so aku cukup berpuas diri dengan batik2 cap cirebonan dan Garutan. Maunya sih beli batik dari daerah lainnya juga, tapi di Cirebon udah macet.. :D, so yg lain next time lah yaa… cuci mata dulu sajah..

Here they are...
Cirebonan
Garutan
Add caption
Batik Cirebonan & Garutan sama-sama kaya warna, namun motif cirebonan lebih bervariasi. Menurut Mas Hardiman si penjual batik yang asli daerah Trusmi-Cirebon (saking lamanya nongkrong di kios, aku jadi tahu namanya, kostnya dimana, anaknya berapa, istrinya lagi hamil 2 bulan.. hehehe), untuk Batik Cap Garutan, motif aslinya memang dari daerah Garut, namun karena hanya menggunakan satu warna atau dua warna saja, pembatik dari daerah manapun bisa membuatnya. 

Di mata awamku, batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. kalo ga salah dalam budaya Jawa, jaman dulu (mungkin sekarang juga masih dipake) ada pakem-pakem tertentu dan atau motif-motif tertentu untuk aturan penggunaan Batik. Para pembatik adalah crafter-crafter Indonesia sejati yang setia pada tradisi dan warisan leluhur. Dulu aku heran kenapa selembar Batik Tulis harganya bisa sangat mahal, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah...  namun melihat kerumitan pola, teknik pembuatan serta lamanya pengerjaan, aku rasa memang patutlah dihargai, sebanding pula dengan kualitas dan eksklusivitasnya. Pembuatan selembar batik tulis bisa memakan waktu 2 – 3 bulan, biasanya diproduksi terbatas, dan tidak akan ada yg sama persis satu dengan yg lain. 

Ah sudahlah…  cukup bicara wawasan perbatikan, serahkan saja sama ahlinya.. si aku disini hanya sekedar penikmat dan pemakai saja..  (kalo nyebut istilah pemakai.. kok kesannya seperti menyebut pemakai narkoba yah??.. hehe..)

11 comments:

  1. Suka batik juga. Kami panggil kain batik, kain yang diikat dipinggang, my mum still wears it till now.

    ReplyDelete
  2. Ini motif apa namanya Vit? Bagus ya ...

    ReplyDelete
  3. waah itu kain batik GARUTAN yang pink bikin naksir banget....simple ,, pinky gitu ya warna nya.

    ReplyDelete
  4. @Mila, waah... Kain yg diikat dipinggang? i'd love to read your story about kain batik, too..
    kutunggu yaa... :)

    @Ely Meyer, iya Mba.. cantik-cantik kan?

    @Hany Von Gillern, nama motifnya apa yah Mba Han?.. hehehe..,. aku jg ga terlalu hapal, kebanyakan motif Kembang/Bunga ya.. ada kombinasi rerengnya untuk yg batik cirebonan

    ReplyDelete
  5. @Dilla Maulana, Batik Garutan emang lebih simple motifnya, namun kaya warna yang cerah & cakep2.

    @ibunyachusaeri, Tos dulu ah... :)
    ayo Mba.. dipamerkan batik-batiknya...

    ReplyDelete
  6. hai mba vita...salam kenal ya :)

    aq juga suka batik, suka jahitin kain trus bikin seragam keluarga :)

    ReplyDelete
  7. udah lama aku ga mampir sini, i love batik :) udah buat 10 sarung bantal dari batik mba..

    ReplyDelete
  8. batiiiiiiik...
    aku bisa gila kalo ketemu batik bagu bagus gitu hehehe

    ReplyDelete
  9. Salam kenal juga Mbak, semoga perkenalan yang membawa barokah ya Mbak ^^

    Aku juga penyuka batik Mba, belakangan ikut jualin produk batiknya sepupuku, batik khas Palembang ;)

    ReplyDelete

Thank you, I love to read your comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...